Pada prinsipnya, dalam berinvestasi hanya ada satu strategi, yaitu ''beli saat rendah" dan "jual saat harga naik" hanya itu saja loh ga seribet yang kita pikirkan kok. Tapi untuk memaksimalkan keuntungan yang kita dapat nantinya disini saya akan bagikan 3 strategi berinvestasi yang bisa teman-teman terapkan :
1. Strategi Lumpsum
Ini strategi yang pertama, teman-teman membeli sekali saja dan tentunya dengan modal yang cukup agar hasilnya pun akan jauh memuaskan, lalu tunggu hingga harganya merangkak naik atau sampai target keuntungan dana yang teman-teman inginkan. Nah kalau harganya turun gimana? yah biarkan saja jangan diapa-apain cukup tunggu naik kembali lebih tinggi dari pada harga belinya. Misalnya teman-teman memiliki dana Rp 25juta lalu teman-teman beli di harga Rp. 1.300/unit, ditunggu hingga setahun tapi ternyata harganya malah turun di Rp. 1.250/unit. Karena dananya belum terlalu dibutuhkan, maka dana tersebut didiamkan saja dan menunggu hingga naik kembali. Nah berkat kesabaran teman-teman menunggu 3-5tahun kemudian tau-tau harganya naik Rp. 2.500/unit setelah mencapai target harga atau target waktu yang diinginkan silahkan teman-teman bisa melakukan penjualan kembali.
Strategi ini biasanya digunakan oleh para investor yang memiliki dana relatif besar. Bisa berupa warisan hihi bonus dan lainnya. Cocok bagi investor yang tidak mau repot mengamati perkembangan harga. Cukup hanya tentukan targetnya misalnya cukup untuk membeli sebuah rumah atau membeli mobil hihi atau bisa jika benar-benar butuh dana yah bisa dijual kembali saja.
2. Strategi Averaging
Ini yang saya lakukan saat ini hihihi jujur saja dana yang minim jadi alasan menggunakan strategi ini. Avaraging adalah strategi harga rata-rata atau membeli reksadana rutin tiap bulan dengan konsisten dan telaten, tanpa melihat harganya sedang turunkah atau sedang naik kah. Sehingga dalam jangka waktu investasi teman-teman membeli reksadana dengan harga rata-rata. Untuk mempermudah strategi ini teman-teman bisa aktifkan layanan autodebet dengan pihak bank yang bekerjasama dengan penerbit reksadana.
Misalnya teman-teman memiliki gaji tetap 5juta/bulan ingin menyisihkan 1juta/bulan untuk membeli reksadana selama 2 tahun ke depan. Tentunya harga reksadana akan naik turun sesuai dengan market. Bisa jadi kan di market harganya 1100, 1150, 1200, 1320 dst.
Strategi seperti ini sangat cocok untuk orang gajian yang ingin hidupnya jauh lebih mapan dengan mengalokasikan sebagian gajinya untuk berinvestasi. Tidak terlalu banyak perhitungan dan tidak perlu repot pantau harga market. Tinggal teman-teman sisihkan saja tiap bulan dan panen pada waktu yang diinginkan, simple kan
3. Strategi Market Timing atau Trading
Ini yang unik dan jarang sekali orang bahas, ada yang bilang reksadana itu untuk jangka panjang ya bisa tapi disisi lain bisa kok di tradingkan asalkan hitunganya tepat hihi. Karena harganya selalu naik turun tiap hari, maka cara ini sangat ampuh untuk memaksimalkan keuntungan dengan melihat market timing, dengan kata lain mesti rajin pantau harga market dan melakukan transaksi jual beli setiap kali harganya sudah cukup menguntungkan. Dengan catatan jika analisa teman-teman tepat hihi kalau tidak tepat yang ada malah rugi. Baca juga Jenis Reksa dana dan Hasilnya Dengan menerapkan strategi ini sangat menjanjikan keuntungan yang maksimal.
Sederhananya bila teman-teman memiliki uang 50juta dan membeli reksadana saat harga 1200 lalu menjualnya saat mencapai 1500. Ketika harganya di 1325 teman-teman membelinya kembali lalu menjualnya kembali saat harga 1600 dan begitulah selanjutnya. Melakukan jual beli seperti ini bisa terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu, bergantung pada pergerakan harga market saat itu.
Demikian 3 strategi ampuh berinvestasi di reksa dan agar mendapatkan profit maksimal yang bisa saya share kepada teman-teman sekalian. Semoga bermanfaat
Belum ada tanggapan untuk "Strategi Berinvestasi di Reksadana"
Post a Comment