Melihat bangunannya tak jauh berbeda dengan bangunan pada umumnya bahkan tak ada yang lebih istimewa dengan rumah makan ini. Namun siapa sangka rumah makan ini selalu ramai oleh pengunjung yang berhamburan. Dengan nama Mamink Daeng Tata, rumah makan ini menawarkan menu masakan makasar. Menu andalahnya adalah Sup Konro dan Tata Ribs
Sejak kecil pemilik rumah makan ini memang sangat suka memasak. Dari hobi menjadi hoki. Belajar memasak pun tak memiliki guru khusus hanya otodidak saja dengan berexprerimen dari buku resep yang ada. Dan akhirnya membuat sang pemilik sangat mahir membuat masakan khas Makasar.
Terpikilah oleh mamink, untuk membuka usaha di bidang kuliner setelah sebelumnya beliau menggeluti bisnis property milik keluarga. Di Tahun 1993 dengan hanya bermodalkan 5juta rupiah, ia jajal membuka warung makan dengan menu andalannya Sup Konro yang ia sesuiakan dengan lidah orang Jakarta. Awalnya ia buka warung makan kaki lima dengan luas 5x8 meter di kawasan Jalan Supomo Jakarta Selatan yang lokasinya deket dengan perkantoran.
Pada hari pertama hidangan sup daging dan iga sebanyak 10Kg ludes habis disantap para pembeli. Hal ini membuat Mamink makin bersemangat. Sup Konro bersikan daging Iga sapi dua tulang. Setelah direbus 3 jam barulah dioleh dengan rempah-rempah. Konon katanya rembah bumbu racikan Mamink memang luar biasa enak. Sebagai pelengkapnya Mamink membuat sambal super hot yang ia buat dengan cabe rawit lalu dikenal dengan sambal "bangsat" saking pedasnya.
Ini merupakan termasuk strategi untuk menambah selera makan para pengunjung. Kesuksesan bukan berarti di dukung oleh keluarga. Bahkan ayahnya sendiri malah menentang apa yang dilakukan mamink, sampai warung miliknya pun diancam akan di bakar. Namun ancaman tersebut malah membuat Mamink makin membulatkan tekad untuk terus maju.
Inovasinya tiada henti inilah kunci sukses sang Mamink lakukan, termasuk menciptkan masakan Tataribs dari tulang rusuk yang sudah tak terpakai. Masakan ini murni hasil kreasinya sampai ia patenkan.
Keuntunganya selama 3 tahun berjualan dengan warung tenda ini akhirnya membuahkan hasil untuk membangun sebuah rumah makan di Jl. KH. Abdullah Syafiie. Dan disinilah sang Mamink tiap harinya melayani tamu dan menyapa tiap pelanggan yang datang sebagai strategi memimat para tamu.
Dan kini restoranya telah berkembang memiliki 4 cabang dengan jumlah pegawai 158 orang. Yang kerennya ia harus menyediakan tulang iga dari 200 ekor sapi!
Keramahan dan kesederhaa merupakan ciri khas rumah makan ini, tak tanggung-tanggung Mamink pun ikut terjun mengatur mobil sang pelanggan bahkan untuk menggaet para pelanggan kembali pun Mamink akan mengirimkan SMS bagi pelanggan yang sudah lama tak berkunjung. Dengan cara demikian, tak heran dong kini usahanya semakin maju.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete