Pasar pendidikan tak pernah mengalami krisis
Ditengah kisruh yang terus menerus dan perdebatan panjang dunia pendidikan Indonesia, seperti kurikulum, lembaga pendidikan swasta terus tumbuh tak mengalami krisis.
Dunia pendidikan Indonesia terus menjadi perbincangan yang tak henti-hentinya. Seperti masih mencari jati diri yang hilang entah kemana, hingga menjadi perdebatan antara pemerintah dan swasta.
Baru - baru ini dunia pendidikan digemparkan oleh keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan, Anis Baswedan menyetop praktek kurikulum 2013. Dan keputusan ini sontak mendapatkan respon yang beragam. Salah satu respon yang mencuat dari mantan menteri pendidikan, Muhammad Nuh.
Mereka yang pro untuk menolak berlakunya penerapan kurikulum 2013 beranggapan kurikulum ini memberatkan siswa "Siswa bukan robot" itu salah satu alasan kerasnya.
Sementara sebagain lain menganggap pemberhentian kurikulum 2013 akan memberatkan para guru.
Sebagian sangat senang dengan penghentian kurikulum 2013 akan tetapi sebagian lagi sangat kecewa dengan kembalinya ke kurukulum 2006.
Dan baru-baru ini juga menteri era Jokowi ini meniadakan ujian nasional yang selama ini menjadi momok bagi siswa akhir tahun. Hampir setiap tahunnya, ketika pelaksanaan ujian nasional selalu saja ada masalah dan isu yang diliput media. Sebab hasil ujian kelulusan menjadi trend topik paling hot. Selain itu juga kelulusan siswa menjadi parameter kualitas pengajaran dan pendidikan di Indonesia.
Pakar pendidikan anak, Novita Tandry mengatakan, "Citra dan realitas pendidikan Indonesia belum menampilkan gambaran menyenangkan, masih banyak yang perlu dibenahi"
Beberapa yang menjadi perhatian khusus yaitu kesiapan tenaga pendidik, kurikulum, program pendidikan dan SOP yang disesuaikan dengan tiap daerah wilayah Indonesia hingga sekolah dan guru dapatkan akses yang baik dalam menjalankan kurikulum yang selalu berubah-ubah bila terjadi pergantian jabatan di Mendiknas.
Jika anda sebagai orang tua mungkin akan dibuat pusing dengan perdebatan ini. Pendidikan siswa seperti percobaan trial dan eror, berubah pemerintahan, berubah juga kebijakan pendidikan anak. Perubahan itu penting dan mesti, tapi bukan harus sesuai kontroversial.
Terlepas dari pebedaan dan perdebatan tersebut, para orang tua memiliki banyak pilihan untuk menitipkan anak-anak mereka di lembaga yang amat baik. Berikut ini Tips bagi para orang tua untuk mengetahui kualitas sekolah yang baik hingga orang tua lebih nyaman menempatkan sang anak disana :
Sekolah yang baik itu mencirikan beberapa hal,
Pertama, Memperhatikan kebutuhan psikologis anak dan memperhatikan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dalam ha ini sekolah memberikan keluasan bagi anak untuk berkreasi, memberikan anak kesempatan untuk ikut kompetisi sesuai usia dan perkembanganya.
Kedua, dapat memenuhi kebutuhan unik individual anak. Sekolah ini biasanya melakukan pembedaan cara pengajaran. Misalnya memberikan tugas yang sulit bagi siswa yang mahir atau menerangkan materi pelajaran dengan alat peraga media pembelajaran untuk anak yang memiliki gaya belajar visual. "Sebagai guru mereka dituntut untuk jeli melihat tiap kecerdasan anak yang unik dan jelas berbeda satu sama lainnya."
Ketiga, dapat membantu mencapai tujuan jangka panjang para orang tua bagi anak-anaknya. Artinya sekolah mesti memiliki nilai-nilai yang sama dengan orang tua. Misalnya bila si orang tua menginginkan anaknya memiliki kemandirian, apakah sekolah tersebut telah menerapkan tujuan dari si orang tua? hal ini bisa ditanyakan saat kunjungan langsung ke kepala sekolah, guru mau pun wali murid disana.
Keempat, Sekolah yang memiliki visi sama dengan para orang tua. Kembali lagi lihat visi dan misi dari sekolah, apakah sekolah tersebut hanya mengejar nilai tes bagus atau mengajarkan anak-anak memiliki kemampuan agar lebih mandiri dan lebih percaya diri.
Situasi dan pandangan umum para orang tua terhadap pendidikan di Indonesia justru menjadi potensi bisnis bagi mereka yang bergerak dibidang pendidikan. Apalagi ada istilah pendidikan tidak kenal krisis dan selalu dibutuhkan.
Di pendidikan anak usia dini pun potensinya amatlah besar, karena orang tua sangat sibuk dengan pekerjaannya. Semakin besar keinginan para orang tua untuk mengejar karir maka semakin tak memiliki banyak waktu bagi buah hatinya khususnya di kota-kota besar, hingga mereka memilih mempercayakan buah hatinya ke daycare atau penitipan anak.
Selain itu juga potensi kursus tambahan bagi anak baik level sekolah menengah mau pun sekolah atas memiliki potensi peluang bisnis yang sangat besar. Apalagi sekolah kejuruan masih belum menyebar banyak ke pelosok Indonesia. Sedangkan sekolah formal berjenjang tinggi hingga perkuliahan masih belum menyentuh sebagian masyarakat yang memiliki ekonomi pas-pasan, sehingga sekolah kejuruan merupakan alternatif bagi orang tua yang tak mampu.
Besarnya potensi pasar di industri pendidikan ini, memungkinkan banyaknya pemain masuk ke sektor tersebut. Persaingan lembaga pendidikan memang ketat sehingga diperlukan perhatian lebih serius agar mampu bertahan, bersaing dan tetap unggul.
Lembaga pendidikan sangatlah bergantung kepada kualitas gurunya. Sebab gurulah faktor utama yang nantinya akan memperlihatkan nilai hasil didikannya dari peserta didik.
Pengelolaan lembaga pendidikan ini juga haruslah bisa menciptakan sesuatu yang baru yang dibutuhkan di dunia pendidikan. Apalagi saat ini persaingan sangatlah amat ketat, kalau tidak menciptakan sesuatu yang baru untuk menyusul merek yang besar amatlah nihil.
Bagi orang tua mungkin beranggapan bahwa kurikulum itu tak penting bahkan tak memiliki nilai jual sama sekali, para orang tua hanya melihat out put yang diperoleh saja misalnya murid di sekolah menjadi pemenang Olympiade merupakan prestasi yang membanggakan, sedang prestasi tersebut tak mungkin dapat dimanipulasi.
Belum ada tanggapan untuk "Pasar pendidikan tak pernah mengalami krisis"
Post a Comment